Rabu, 27 Mei 2009

MENGENAL NAFSU

Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia diberi akal dan nafsu, sedang makhluk lain ada yang hanya diberi akal dana ada yang hanya diberi nafsu. Nafsu mutmainah adalah berbuat kebaikan (nafsunya Malaikat), nafsu supiyah adalah iri, dengki (nafsunya syaiton), nafsu aluamah adalah rakus (nafsunya binatang), dan amarah adalah pemarah (nafsu syaiton). Dan bersyukurlah manusia diberikan semua keempat nafsu. Namun harus hati-hati menggunakan keempat nafsu, karena keempat nafsu itu ada keburukan dan kebaikannya, harus sesuai dengan suasana dan tempat (empan lan papan). Dalam ilmu Jawa "papat kiblat limo pancer". Yang empat adalah nafsu dan pancer adalah diri kita. Jadi bagaimana kita bertindak dalam kehidupan sehari-hari, menuruti nafsu yang mana. Manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Tuhan YME. Seperti yang terkutip dalam Al-Qur'an : manusia dan jin diciptakan hanya untuk beribadah kepadaku. Sebetulnya letak semua permasalahan didunia ada disini. Manusia dalam menjalankan segala aktifitas hidupnya harus punya niat untuk beribadah. Pertama kali semua perbuatan manusia yang dinilai adalah niatnya sesudah itu baru perbuatannya. Maka dari itu apabila kita hendak menjalankan aktifitas hidup hendaknya berniat untuk beribadah " Karena Allah (Lillahi ta'ala), aku akan menjalankan tugas hidup) Bismillahirohmannirohim". Apabila ini semua dapat dilaksanakan maka baru dapat dikatakan manusia berbudi luhur (dalam Islam disebut bertaqwa). Puncak segala macam ibadah dalam Islam adalah Taqwa. Manusia berbudi luhur adalah manusia yang berbakti kepada : 1. Tuhan Yang Maha Esa2. Kedua orang tua3. GuruBerbakti kepada Tuhan YME adalah menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangannya seperti yang tercantum dalam Al-Qur'anul Karim. Namun bagi orang Islam tidak hanya itu dan lebih baik pula untuk menjalankan sunnah Nabi Muhammad saw. Karena tuntunan hidup manusia Islam dlam penjabaran dilaksanakan oleh Nabi Muhammad saw. Beliau adalah ibarat Al-Qur'an berjalan. Berbakti kepada kedua orang tua adalah juga merupakan kewajiban kita, karena mereka berdualah kita ada dan keluar ke dunia ini. Betapa berat mereka (terutama ibu) mengandung kita selama + 9 bulan, serta membesarkan kita hingga dewasa. Betapa besar pengabdian mereka untuk membimbing kita, memberikan penghidupan kita, hingga kita dapat hidup mandiri tanpa bantuan mereka lagi. Pengabdian yang tak dapat diukur berapa jumlah dan panjangnya. Dan kita tak bisa membalas budinya hingga impas dengan apa yang mereka berikan kepada kita. (HR. Muslim " Surga itu ada ditelapak kaki ibu"). Memahami dari hadits tsb bahwasannya surga itu ada di telapak kaki ibu, betapa besar dan agung seorang ibu menurut Islam. Hendaklah kita bersujud/sungkem kpd ibu. Dan kewajiban pula sebagai seorang anak adalah mendoakan kedua orang tua baik waktu masih hidup maupun sudah meninggal. Terkutip dalam Qur'an "terputuslah amal perkara seseorang ketika ia mati kecuali tiga perkara : Sodakoh Jariyah, anak soleh yang mendoakan orangtuanya, ilmu yang bermanfaat. Berbakti kepada Guru adalah juga merupakan kewajiban kita karena kita telah bertahun-tahun dibimbing untuk menimba ilmu agar kita pandai, mengerti, memahami serta mengamalkan ilmu yang telah kita peroleh. "Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa". Menilik dari mutiara tsb sangatlah sesuai dengan apa yang telah diberikan guru untuk kita hingga kita menjadi orang yang bermanfaat bagi agama, nusa bangsa dan seluruh umat manusia. Guru bukanlah hanya di sekolah semata namun semua orang yang telah memberikan bimbingan ilmu kepada kita adalah guru. "Guru digugu lan ditiru" makna yang agung bagi sebutan seorang guru, karena ia contoh suri tauladan bagi para bimbingannya. Namun tidak terlepas dari unsur Islam manusia berbudi luhur adalah manusia yang Eling marang Pangeran Kang Maha Dumadi. Dan perbuatannya dapat dijadikan suri tauladan bagi sesamannya. Jati diri manusia, " manunggaling kawulo gusti" dalam istilah Jawa merupakan ilmu Jawa tingkat tinggi. Manusia yang sudah bisa merasakan adanya Tuhan dalam dirinya sendiri. Manusia seperti ini dalam segala tindak tanduknya selalu diilhami oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Apa yang dikerjakan sesuai dengan apa yang dirasakan. Manusia itu punya bentuk batin yang tidak kelihatan oleh orang lain namun kelihatan oleh dirinya sendiri. Namun begitu tidak semua orang bisa melihat bentuk batinnya ini, kalau tanpa melalui lelaku. Dengan lelaku inilah manusia baru bisa melihat bentuk batinnya sendiri. Laku ini berat untuk dijalani bagi orang awam. Namun orang yang bisa menjalaninya berarti orang ini dapat dikatan orang linuwih. Hal laku ini seperti yang pernah dijalani dalam cerita pewayangan yaitu Brataseno (Bimo) ketemu Dewa Ruci. Dewa Ruci adalah bentuk batinya Bimo sendiri maka dalam pewayangan Dewa Ruci digambarkan Bimo kecil (Semua bentuk tubuhnya mirip Bimo namun kecil). Betapa berat laku yang dijalani Bimo sehingga dia menemui bentuk batinnya sendiri, sehingga ia bisa "manunggaling kawulo gusti". Bisa merasakan adanya Tuhan dalam dirinya.Badan manusia, hartanya semua ini adalah titipan Tuhan semata yang harus dijaga agar tak diganggu oleh orang lain maupun makhluk lain. Manusia diberi kepercayaan untuk menjaganya, dan yang dipercaya juga harus memberikan tindakan nyata atas kepercayaan yang telah diberikan. Yakni menggunakan badan serta harta untuk tujuan kebaikan, jangan digunakan hanya untuk kesenangan dan kenikmatan semata, sebab titipan ini tidak untuk dibuat kesenangan dan kenikmatan akan tetapi digunakan untuk hal-hal yang mendatangkan barokah. Agar kelak dikemudian hari apabila titipan ini diambil kembali oleh yang punya, tidak akan disiksa, karena salah menggunakan titipan."Manusia dapat dimatikan, manusia dapat dihancurkan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu masih percaya pada dirinya sendiri."Manusia dapat dimatikan oleh orang lain kalau ia dibunuh, dapat pula dihancurkan missal ia dibakar atau digilas akan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan kalau manusia itu masih percaya pada dirinya sendiri (batinnya sendiri). Batin inilah puncak segala kekuatan manusia karena batin manusia akan selamanya benar, belum pernah ada cerita kalau batin manusia itu bohong atau salah. Karena memang batin adalah hati kecil paling dalam yang tak akan pernah berbuat kesalahan, Hati kecil ini memang diciptakan oleh Allah agar manusia percaya pada dirinya sendiri sehingga akan terhindar dari bujukan dan rayuan syaiton. Manusia berbuat benar karena Allah, manusia berbuat salah karena nafsu kemungkaran hasil bujukan syaiton. Namun sesungguhnya kalau manusia mau percaya pada hati kecilnya sendiri tentunya tidak akan berbuat salah. Walaupun kita sudah mati dan berada di alam kubur kebenaran yang ada pada diri kita akan tetap hidup untuk selamanya, karena kebenaran adalah milik Allah swt. Dan apabila kita mati dalam kebenaran tentunya hati kita di alam barzah akan mendapat ketenangan dan kedamaian. Sesuai dengan janji Allah seperti terkutip dlm Qur'an " Orang yang berjuang di jalan Allah (kebenaran) akan mendapatkan sorga sebagai penggantinya"Dalam Islam jati diri manusia ya manusia itu sendiri bentuk lahir batinnya. Islam tidak mengajarkan manusia untuk menjalankan laku seperti dalam ilmu Jawa. Bagaimana manusia itu akan bertindak ya dia sendiri yang menentukan. Manusia hidup sudah ditakdirkan dalam "Lauful Makhfud" Manusia tidak tahu dan tidak bisa merubah takdir ini. Manusia hanya bisa merubah nasibnya, karena nasib manusia berada ditangan manusia itu sendiri. Manusia hidup hanya dicipta untuk beribadah semata, "seperti diatas". Islam is rasional. Nabi dalam sunahnya juga tidak pernah mengajarkan manusia untuk bertapa seperti dalam dongeng. Manusia hanya diwajibkan islah, hijrah (menyendiri, meninggalkan tempat) apabila dalam suatu kaumnya sudah rusak (tak bermoral) namun sudah diberi peringatan juga tidak mau berubah. Hanya kita disunahkan untuk banyak berdzikir dan beribadah. Dalam setiap kesempatan apapun rasanya kita bisa menjalankan kedua hal tersebut. Namun kadang kita lupa, karena semakin banyaknya kebutuhan hidup dan semakin rumitnya hidup ini. Jatidiri dalam Islam adalah manusia yang bertaqwa, karena kunci menjadi manusia Islam sejati adalah Taqwa. Manusia diahadapan Allah yang dinilai bukanlah harta, isteri, anak, namun hanya ketaqwaannya. Manusia yang sudah bisa menjalankan perintah serta menjauhi larangannya. Seperti Nabi atau alim ulama lainnya yang patut dijadikan contoh. Manusia yang seperti inilah yang sudah bisa menemukan jatidirinya. Nrimo ing pandum (menerima apa adanya sesuai dengan pemberian rizki dari Allah swt. Manusia yang tidak iri atau dengki melihat orang mendapat kesenangan dan kenikmatan. Apabila ia mendapat kenikamatan rizki ia bersyukur dan apabila ia mendapat kesusahan rizki iapun tetap bersyukur dan tidak mengeluh. Apa yang dihadapannya dan apa yang dikerjakannya adalah merupakan takdir semata. "Sepiroa gedhening sengsara yen tinampa among dadi coba"

9 TIPS UNTUK TETAP SETIA

Tak mudah memang setia terhadap pasangan. Banyak yang harus dilakukan agar Anda berdua bisa tetap bahagia menjalani hubungan dengan dasar kesetiaan. Apa saja? 1. TANPA PAMRIHHal yang perlu Anda sadari dalam mencintai pasangan adalah “memberi dengan tulus.” Cinta adalah ketulusan hati. Untuk itu, tidak selayaknya menyelipkan pamrih demi keuntungan atau kesenangan sendiri. Misalnya, jangan berharap dengan mencintai pasangan, Anda lantas senantiasa harus diperhatikan. Atau, dengan mencintai pasangan, Anda berharap pasangan tidak berbuat kesalahan. Semua itu hanya akan menyakitkan diri Anda. Ingat, mencintai berarti Anda “hanya” memberi, jadi jangan mengharapkan kembalian. Imbal balik dari pasangan akan datang dengan sendirinya bila Anda tulus mencintainya. Tidak perlu Anda berharap-harap, bukan? Dari rasa tanpa pamrih inilah, Anda akan mampu menjaga hati untuk tetap setia pada cinta Anda. Dari sinilah, Anda akan sanggup membahagiakan pasangan. 2. JANGAN BANYAK MENUNTUTJangan cemari hati dan cinta dengan begitu banyak tuntutan. Bahkan, sebaliknya, Anda harus belajar untuk selalu memberi yang terbaik kepada orang lain, termasuk kepada pasangan, melalui cinta Anda. Hanya dengan cinta yang benar, semua itu dapat Anda wujudkan. Sikap seperti ini akan membuat Anda tetap setia kepada cinta Anda, yang tentu berbuah positif dalam hubungan dengan pasangan. Terlalu banyak menuntut hanya akan berujung pada kepentingan pribadi, sehingga tidak akan mampu menambahkan kedewasaan hubungan. Bahkan, sangat mungkin malah menghancurkan jalinan kasih Anda. Bukankah bila hal ini terjadi, kesetiaan Anda pun akan luntur? Jadi, jangan banyak “menuntut” agar Anda tetap selalu setia kepada cinta dan hubungan Anda berdua. 3. JANGAN TAKUT DIKECEWAKANMungkin ini sangat sulit Anda lakukan. Biasanya, setiap orang selalu menghindari rasa kecewa, dan selalu ingin senang terus. Tidak ada ruang dalam hatinya untuk rasa kecewa atau duka cita. Padahal, kehidupan memiliki banyak sisi yang harus dihayati. Untuk itu, agar Anda tetap setia kepada cinta Anda, jangan takut dikecewakan! Tidak selamanya pertumbuhan pribadi berasal dari kesuksesan atau kebahagiaan. Adakalanya, Anda harus merasakan kekecewaan akibat hubungan dengan orang lain, termasuk pasangan Anda. Sangat mungkin ada salah paham, cekcok, atau pertengkaran kecil yang tentu akan membuat hati Anda terluka. Namun, jangan takut. Anda dapat mendewasakan diri dari “luka-luka kecil” seperti ini. Bila Anda sudah mampu menghadapi situasi sulit ini, Anda tetap akan setia terhadap cinta Anda. Cintalah yang akan menghibur Anda dari goresan luka. Cintalah yang akan menyemangati hidup Anda untuk bangkit dari kekecewaan. Jadi, jangan buramkan cinta bila Anda sedang kecewa. Kesetiaan terhadap cinta inilah yang akan terus menguatkan hubungan kasih Anda dengan pasangan. 4. JADILAH PENGHIBUR YANG BAIKTempatnya cinta adalah hati. Bila hati sedang terluka, seseorang memerlukan penghiburan. Begitu pula bila hati pasangan Anda sedang berduka, hiburlah dia. Cinta Andalah yang akan menggerakkan diri Anda untuk memberi penghiburan dan penguatan bagi pasangan. Semua itu dapat Anda lakukan bila Anda memiliki cinta yang bermahkotakan kesetiaan. Anda tidak akan pernah dapat menjadi penghibur yang baik bila cinta Anda tidak Anda bekali untuk “setia di saat duka sedang berkuasa.” Jadi, belajarlah menjadi penghibur yang baik bagi pasangan. Mulailah dari mencintai diri dengan benar dan selalu setialah terhadap cinta Anda. Yakinlah, hubungan kasih bersama pasangan akan semakin mesra dengan suasana penuh penghiburan ini. 5. PAHAMI SEPENUH HATIManusia tidak selalu berada dalam situasi yang mudah. Seringkali, pasangan berada dalam situasi sulit dan mungkin Anda pun kesulitan untuk memahaminya. Mungkin ia sedang frustrasi, putus asa, atau gagal. Nah, Anda harus bisa memahami hati pasangan yang sedang terpuruk ini. Pahami dia dengan sepenuh hati, jangan malah terpancing memperburuk suasana batinnya. Misalnya Anda mengomeli kenapa dia bisa gagal, atau menyalahkannya. Hindari sikap seperti ini. Hanya dengan tetap setia kepada cinta Anda, Anda akan mampu menerima dan memahami suasana hati pasangan. Dengan kesetiaan pula, Anda menginspirasi pasangan untuk sesegera mungkin bangkit dari frustrasinya. Semua itu hanya dapat Anda lakukan dengan cinta, bukan? Jangan sedetik pun meninggalkan cinta Anda dan tetap setialah di dalamnya. Dengan begitu, pasangan akan lebih mencintai Anda karena Andalah yang bisa menjadi penyejuk di saat suasana buruk terjadi. 6. SYUKURI APA YANG TERJADIJangan mengeluh dan mengumpat bila Anda sedang gagal, berduka, ataupun kecewa. Ucapkan syukur atas karunia hari-hari Anda yang penuh warna pengalaman hidup. Ucapkan syukur karena semua peristiwa membawa Anda bertumbuh dalam kedewasaan. Dengan sikap ini, Anda akan dapat tetap setia dalam cinta Anda. Kekalutan hidup tidak akan membuat jiwa Anda kerdil. Bahkan sebaliknya, Anda akan semakin tangguh menghadapi apa pun yang terjadi. Jadi, tetap setialah kepada cinta Anda dengan mensyukuri semua pengalaman hidup Anda. Dari sinilah hubungan kasih dengan pasangan akan semakin kokoh. 7. MANDIRI DALAM PIKIR DAN TINDAKANKemandirian bukan berarti harus memikirkan diri sendiri tanpa memerhatikan orang lain, terutama pasangan hidup. Kemandirian dalam berpikir dan bertindak berarti mengedepankan rasa percaya diri dalam menghadapi setiap peristiwa yang terjadi. Dengan demikian, tak perlu menunggu pasangan bertindak ketika Anda harus menentukan sikap terhadap suatu momen penting. Kemandirian akan membuat Anda dapat tetap setia terhadap pasangan dan diri Anda sendiri. Anda akan semakin yakin bahwa cinta Anda membawa kekuatan diri yang berujung pada sikap positif dalam memandang cinta dan jalinan kasih Anda. Untuk itu, berusahalah untuk mandiri dalam pikir dan tindakan, agar kesetiaan terhadap cinta terus pula berkembang. Hubungan kasih pun akan semakin kuat dan mandiri. 8. TEGUH DALAM HARAPANCinta tanpa pengharapan tentu akan sia-sia. Hidup tak akan pernah bergerak ke depan tanpa pengharapan. Seakan tidak memiliki fokus ke arah yang lebih baik lagi. Anda juga tidak akan dapat menambahkan sedikit demi sedikit makna cinta dalam hidup Anda. Untuk itu, milikilah harapan dan berusahalah untuk selalu untuk mewujudkannya. Dengan demikian, Anda akan tetap setia kepada cinta Anda; karena harapan Andalah yang mendorongnya. Tanpa setia dalam cinta, Anda tidak akan bergairah dalam mewujudkan harapan-harapan Anda, terutama harapan agar hidup penuh kasih dan sayang dengan pasangan. Jadi, selalu perteguh harapan akan hidup lebih baik dalam cinta dan kehidupan Anda berdua. 9. PADUKAN KATA DAN PERBUATANCinta sebaiknya tak hanya disimpan di bibir semata. Juga, jangan hanya diungkapkan dengan untaian kata yang indah. Padukan kata dan perbuatan, sehingga makna cinta Anda dapat Anda rasakan bersama pasangan. Paduan ini akan menjadi bukti bahwa Anda tetap setia terhadap cinta Anda. Kesetiaan ini membuat hubungan kasih bersama pasangan selalu berada dalam kejujuran dan kepercayaan. Ini karena Anda selalu setia dan konsisten terhadap ucapan dan perbuatan Anda. Dengan demikian, Anda berdua akan benar-benar menikmati kesetiaan dengan sepenuh hati. Tidak ada kekhawatiran akan terjadi kebohongan

TERAPI PERNAFASAN UNTUK PENYEMBUHAN PENYAKIT

Saat pengobatan medis tidak lagi mempan untuk melawan penyakit, orang biasanya beralih pada pengobatan alternatif, mulai dari akupuntur, pijat refleksi, mengonsumsi berbagai jenis ramuan dari sinshe, hingga mengandalkan kekuatan doa dan sentuhan paranormal.Dari banyak jenis terapi, pernapasan adalah salah satu terapi yang diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit –dari sesak napas hingga kanker— lewat kemampuannya memperlancar peredaran darah.Lilik Hendrajaya, Deputi Perkembangan Riset Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kementerian Riset dan Teknologi (KRT), tidak sedang iseng saat menyuruh para peserta seminar ”Pengobatan Tradisional” untuk membuat bandul dari benang yang dibagikan oleh panitia di Gedung BPPT (Badan Pengkajian dan Penelitian Teknologi) Jakarta, Kamis (10/7).Ia meminta para peserta mengikatkan pensil, kunci atau benda apa pun ke benang tersebut dan ”menyuruh” benda tersebut bergerak menurut perintah pikiran kita. Saat wartawan SH menyuruh benda tersebut bergerak ”maju-mundur” dan kemudian beralih ”kiri-kanan”, benda tersebut benar-benar bergerak mengikuti instruksi pikiran. Ajaib? Tidak juga. Hampir seluruh peserta dalam ruangan tersebut bisa melakukan hal yang sama. Menurut Lilik, ”keajaiban” itu merupakan dampak dari kekuatan pikiran atau kekuatan yang menggerakkan sensor motorik manusia. ”Kekuatan ini dapat bermanfaat untuk membuat metabolisme tubuh berfungsi baik,” ujar Lilik yang pernah menjabat sebagai rektor Institut Teknologi Bandung (ITB).Kekuatan pikiran ini, menurut Lilik, adalah salah satu terapi penyembuh alternatif yang dapat dijelaskan secara ilmiah. Dan terapi ini kerap efektif dipakai oleh sejumlah orang untuk menyembuhkan penyakit orang lain. ”Tubuh adalah medan magnetik,” urai Lilik. Sehingga energi yang digerakkan oleh kekuatan pikiran ini bisa ditangkap oleh tubuh yang memiliki pancaran medan magnet.Tidak tanggung-tanggung, untuk memperkuat penjelasan ini, Lilik mengurai detail teori fisika tentang spektrum elektromagnetik. Ia mengatakan bahwa bagian tubuh manusia yang dapat menghasilkan medan magnet secara signifikan adalah darah, khususnya hemoglobin (butir darah merah). Ini adalah senyawa organik berupa rantai protein panjang yang mengandung atom besi (Fe) yang tersimpan dalam struktur datar dan dapat mengikat oksigen udara dari paru-paru. Dan hemoglobinlah, yang mempunyai sifat magnetik elementer, artinya mengandung kutub utara maupun selatan dari medan magnet.Menurut Lilik, terapi pernapasan dapat menjadi solusi penyembuh beragam penyakit akibat fenomena hemoglobin ini. Saat kita menahan napas, maka oksigen di dalam paru-paru makin lama makin berkurang karena diambil oleh atom besi dari darah. Ini membuat hemoglobin –dalam istilah Lilik- berbaris antre sehingga dapat mengambil oksigen secara teratur dan tepat.Bentuk barisan inilah yang membuat benda asing yang masuk mudah terdeteksi. Jika benda tersebut organisme maka akan diserang oleh darah putih, sedangkan jika benda tersebut anorganik maka akan dioksidasi oleh oksigen yang ada dalam darah. Semua ini terjadi jika kita rutin melakukan pernapasan. Dengan menghirup napas dan mengeluarkannya pelahan.Sementara jika kita melakukan pernapasan biasa, maka arah molekul struktur darah akan acak dan menyulitkan identifikasi benda asing yang masuk ke tubuh.Latihan pernapasan teratur, menurut Lilik, akan menguatkan medan magnet dan tenaganya. Kekuatan medan magnet inilah yang kemudian dijadikan media pengobatan terapi seperti Prana. ”Syaratnya, antara sumber dan penerima harus terjadi tuning,” jelas Lilik. Tuning merupakan kondisi pencocokan antarsumber. Dalam aktivitas ini terjadi pengarahan spin elektron (magnetik) dari penerima searah dengan medan sumber (induksi). Karena proses aliran ini maka masing-masing sumber dan responden akan mengalami sesuatu. Ini yang kemudian dipakai sebagai metode penyembuhan berbagai penyembuhan.Menurut Lilik, sejumlah penyakit yang berhasil disembuhkan dengan metode prana adalah sesak napas, radang tenggorokan, kelebihan asam lambung, tumor dan kanker, lumpuh, gagal ginjal, penyakit indung telur, sakit di simpul saraf tulang belakang, dan sebagainya.Uji KlinisDalam kategori pengobatan tradisional, menurut definisi Departemen Kesehatan, prana dimasukkan dalam jenis terapi supranatural. Uniknya, Lilik dapat menjelaskan sisi ilmiah dari pengobatan tersebut. Sementara jenis pengobatan tradisional lainnya adalah terapi berdasarkan keterampilan (akupuntur, pijat refleksi, dan sebagainya), ramuan (gurah, ular kobra, obat dari tabib atau sinshe), agama, dan supranatural (prana, paranormal, rieky, dan lain-lain).Menurut Sumarjati Arjoso, Kepala Litbangkes Departemen Kesehatan, pihaknya mengategorikan pengobatan tradisional berdasarkan empat kategori di atas. Dan berdasarkan kategori tersebut, Depkes mencatat setidaknya ada 283.000 jenis obat tradisional di Indonesia dan terdapat 30 jenis cara pengobatan tradisional.Dari jumlah tersebut, Sumarjati mengatakan tidak semua obat tradisional tersebut dikenai wajib daftar. ”Jamu gendong atau jamu empirik tidak harus mendaftar,” ujar Sumarjati dalam kesempatan sama.Namun Sumarjati menyebutkan bahwa mulai tahun 2004, Depkes dan BPOM kemungkinan akan bekerjasama untuk melakukan uji klinis bagi jenis obat-obat tradisional. ”Ini akan menjadi masukan bagi para pengambil keputusan untuk mengeluarkan perizinan dan sebagainya.”Sumarjati juga menyebutkan bahwa diperlukan standarisasi bibit untuk industri jamu untuk meyakinkan publik bahwa jamu tersebut sehat untuk dikonsumsi.Sementara untuk jenis terapi seperti prana, Sumarjati mengatakan tidak perlu ”dicurigai” karena tidak ada piranti yang digunakan atau dikonsumsi untuk teknik penyembuhan penyakit. Jadi, jika Anda menempuh terapi prana saat ini, silakan meneruskan

LIMA BOLA KEHIDUPAN

Bola-bola tersebut bernama : Pekerjaan, Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit dan kita harus menjaga agar ke-5 bola ini seimbang di udara.5 Bola KehidupanBayangkan hidup sebagai suatu permainan ketangkasan dimana kita harus memainkan keseimbangan 5 buah bola yang dilempar ke udara.Bola-bola tersebut bernama : Pekerjaan, Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit dan kita harus menjaga agar ke-5 bola ini seimbang di udara.Kita akan segera mengerti bahwa ternyata "Pekerjaan" hanyalah sebuah bola karet. Jika kita menjatuhkannya maka ia akan dapat memantul kembali.Tetapi empat bola lainnya yaitu Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit terbuat dari gelas. Dan jika kita menjatuhkan salah satunya maka ia akan dapat terluka, tertandai, tergores, rusak atau bahkan hancur berkeping-keping.Dan ingatlah mereka tidak akan pernah kembali seperti aslinya.Kita harus memahaminya benar dan berusaha keras untuk menyeimbangkannyaBagaimana caranya?1. Jangan rusak nilai kita dengan membandingkannya dengan nilai orang lain. Perbedaan yang ada diciptakan untuk membuat masing-masing diri kita special.2. Jangan menganggap remeh sesuatu yang dekat di hati kita, melekatlah padanya seakan-akan ia adalah bagian yang membuat kita hidup, dimana tanpanya, hidup menjadi kurang berarti 3. Jangan biarkan hidup kita terpuruk di 'masa lampau' atau dalam mimpi masa depan. Satu hari hidup pada suatu waktu berarti hidup untuk seluruh waktu hidupmu. 4. Jangan menyerah ketika masih ada sesuatu yang dapat kita berikan. Tidak ada yang benar-benar kalah sampai kita berhenti berusaha. 5. Janganlah takut mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna. Ketidaksempurnaan inilah yang merupakan sulaman benang rapuh untuk mengikat kita satu sama lain. 6. Jangan takut menghadapi resiko. Anggaplah resiko sebagai kesempatan kita untuk belajar bagaimana menjadi berani. 7. Jangan berusaha untuk mengunci cinta dalam hidupmu dengan berkata "tidak mungkin saya temukan". Cara tercepat untuk mendapatkan cinta adalah dengan memberinya, cara tercepat untuk kehilangan cinta adalah dengan menggenggamnya sekencang mungkin, dan cara terbaik untuk menjaga agar cinta tetap tumbuh adalah dengan memberinya 'sayap'.8. Jangan lupa bahwa kebutuhan emosi terbesar dari seseorang adalah kebutuhan untuk merasa dihargai. 9. Jangan takut untuk belajar sesuatu. Ilmu pengetahuan adalah harta karun yang selalu dapat kita bawa kemanapun tanpa membebani.10. Dan akhirnya : MASA LALU adalah SEJARAH, MASA DEPAN merupakan MISTERI dan SAAT INI adalah KARUNIAItulah kenapa dalam bahasa Inggris SAAT INI disebut "The Present".

HAKEKAT HIDUP

Hakekat sebuah kehidupan,bahwa sesungguhnya hakekat hidup itu berkembang menurut kodrat iramanya masing-masing menuju kesempurnaan,demikianpun kehidupan manusia sebagai mahluk tuhan yang terutama hendak menuju keabadian kembali kepada causa prima titik tolak segala sesuatu yang ada melalui tingkat ke tingkat : namun tidak setiap insan menyadari bahwa yang di kejar-kejar itu telah tersimpan menyelinap di lubuk hati nuraninya." Setia Hati " Sadar dan meyakini akan hakiki hayati itu dan akan mengajak serta para warganya menyingkap tabir tirai selubung hati nurani di mana sang mutiara hidup bertahta " setia Hati " ilmu yang sejati , sadar dan mengenal diri sendiri.ilmu yang tahu hakekat hidup,dari mana kita bisa hidup dan untuk apa kita hidup,hidup yang sejati adalah hidup setelah kematian di situ keabadian yang sejati berlaku. Hakekat Hidup adalah pengabdian kita pada tuhan..!! menjalankan perintahnya menjauhi larangannya..!!

TIPS MENEMUKAN JATI DIRI

Setiap manusia dibumi ini saling ber beda satu sama lain .... bisa caracter, perasaan, kesukaan, pribadi, pendapat, penampilan ... dan lain-lain dan lain-lain..... mudah2an kata2 bijak bisa membuat satu sama lain saling menghormati.1 Ketulusan Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya "Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak". Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri. 2 Kerendahan Hati Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder. 3 Kesetiaan Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat. 4 Positive Thinking Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya. 5 Keceriaan Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain. 6 Bertanggung jawab Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya. 7 Percaya Diri Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik. 8 Kebesaran Jiwa Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan. 9 Easy Going Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya. 10 Empati Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

DOA SEBAGAI TANGGA UNTUK MENGETAHUI DIRI SENDIRI

Bila saya berpikir tentang doa, saya berpikir tentang diri saya terangkat ke atas. Salah satu saat yang patut dikenang ialah ketika saya mendoa untuk memperoleh penyembuhan dalam perjuangan yang sangat berat.Saya telah memahami bahwa doa menyangkut kesediaan untuk memberikan pandangan saya diangkat ke atas, yang pada gilirannya menyanggupkan saya melihat keadaan dengan kacamata yang berbeda. Doa secara mental dapat disamakan dengan lift yang berdinding kaca. Ketika lift bergerak naik, terungkaplah pemandangan yang lebih luas akan panorama dibawah, pemandangan yang menyeluruh akan lingkungan sekelilingnya. Demikian pula Doa dapat mengangkat pikiran di atas persepsi kita sendiri yang terbatas dan membentangkan pandangan-pandangan baru yang lebih luas tentang diri kita sendiri. Namun kita harus masuk kedalam lift dan menekan tombol. Hal itu mungkin dengan merenungkan ayat-ayat kitab suci, atau hal itu mungkin dengan melafalkan doa yang sudah lama kita kenal. Namun bagaimanapun doa diawali, menurut pengalaman saya hal itu sering menyangkut penyerahan diri secara sadar – untuk membiarkan diri saya terangkat.Penyerahan diri adalah sesuatu yang kontroversial untuk dijelaskan. Pada satu sisi hal itu dapat mengandung arti mengaku kalah atau dimanfaatkan. Namun dalam hal ini terkandung arti kesediaan dan bukan kemauan buta. Penyerahan diri berarti siap untuk menerima pandangan baru tentang diri kita sendiri. Membiarkan lift mengangkat kita.Pada pengalaman diatas, saya mendambakan untuk merasakan kehadiran TUHAN, terutama kasih TUHAN. Saya bertanya kepada diri saya sendiri. “Bagaimanakah rasanya merasakan kehadiran TUHAN?” Jika TUHAN adalah sumber kebaikan, merasakan kebaikan ini pastilah sesuatu yang sangat menyenangkan. Rasa hangatkah itu? Rasa nyamankah itu? Bagaimana saya mengenalinya?Pada saat itu saya menjadi tenang sekali dan siap membiarkan diri saya merasakan bahwa TUHAN mengasihi saya. Dengan setulus-tulus hati saya bersedia membuka pikiran saya. Ketenangan pikiran ini menghasilkan keheningan yang dalam. Saya merasa kasih TUHAN dengan cara yang nyata. Saya merasa di dekap dengan mesra. Saya merasa bagaikan berada dalam rahim ibu – hangat, terpelihara, aman. Rahim akan doa ini melahirkan pandangan yang segar tentang diri saya, bebas dan tak gentar. Ini merupakan langkah kemajuan yang besar dan saya merasakan damai yang belum pernah saya rasakan, yang meringankan perjuangan yang pernah saya jalani dan menyanggupkan saya untuk bergerak maju dengan bebas.

MEDITASI

Dalam olah batin, meditasi menjadi salah satu topik pembicaraan yang tiada habis-habisnya. Tentu hal tersebut ada sebabnya, sebabnya tiada lain karena meditasi adalah salah satu usaha proses untuk meningkatkan pengembangan pribadi seseorang secara total. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi dan pengalaman temen-temen penulis yang melakukan laku olah batin serta berbagai literatur mengenai meditasi. Tulisan ini merupakan usaha melengkapi tulisan J. Sujianto yang berjudul “ Pengembangan Kwalitas Pribadi di Bidang Kebatinan, suatu Proses Meningkatkan Kreatifitas dan Pengetahuan Dunia Gaib “ Apakah Meditasi ? Mengusahakan rumus yang pasti mengenai arti meditasi tidaklah mudah, yang dapat dilakukan adalah memberi gambaran berbagi pengalaman dari mereka yang melakukan meditasi, berdasarkan pengalaman meditasi dapat berarti : 1. Melihat ke dalam diri sendiri 2. Mengamati, refleksi kesadaran diri sendiri 3. Melepaskan diri dari pikiran atau perasaan yang berobah-obah, membebaskan keinginan duniawi sehingga menemui jati dirinya yang murni atau asli. Tiga hal tersebut diatas baru awal masuk ke alam meditasi, karena kelanjutan meditasi mengarah kepada sama sekali tidak lagi mempergunakan panca indera ( termasuk pikiran dan perasaan ) terutama ke arah murni mengalami kenyataan yang asli. Perlu segera dicatat, bahwa pengalaman meditasi akan berbeda dari orang ke orang yang lain, karena pengalaman dalam bermeditasi banyak dipengaruhi oleh latar belakang temperamen, watak dan tingkat perkembangan spiritualnya serta tujuan meditasinya dengan kulit atau baju kebudayaan orang yang sedang melaksanakan meditasi. Secara gebyah uyah ( pada umumnya ) orang yang melakukan meditasi yakin adanya alam lain selain yang dapat dijangkau oleh panca indera biasa. Oleh karena itu mungkin sekali lebih tepat jika cara-cara meditasi kita masukkan ke golongan seni dari pada ilmu. Cara dan hasil meditasi dari banyak pelaku olah batin dari berbagai agama besar maupun perorangan dari berbagai bangsa, banyak menghasilkan kemiripan-kemiripan yang hampir-hampir sama, tetapi lebih banyak mengandung perbedaan dari pribadi ke pribadi orang lain. Oleh karena itu kita dapat menghakimi hasil temuan orang yang bermeditasi, justru keabsahan meditasinya tergantung kepada hasilnya, umpamanya orang yang bersangkutan menjadi lebih bijaksana, lebih merasa dekat dengan Tuhan, merasa kesabarannya bertambah, mengetahui kesatuan alam dengan dirinya dan lain-lainnya. Keadaan hasil yang demikian, sering tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh orang-orang ( masyarakat ) di sekitar diri orang tersebut karena tingkah-lakunya maupun ucapan-ucapannya serta pengabdiannya kepada manusia lain yang membutuhkan bantuannya, mencerminkan hasil meditasinya. Cara-cara dan akibat bermeditasi. Cara bermeditasi banyak sekali. Adapun yang memulai dengan tubuh, arti meditasi dengan tubuh adalah mempergunakan menyerahkan tubuh ke dalam situasi hening. Lakuknya adalah dengan mempergunakan pernafasan, untuk mencapai keheningan, kita menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan teratur. Posisi tubuh carilah yang paling anda rasakan cocok / rileks, bisa duduk tegak, bisa berbaring dengan lurus dan rata. Bantuan untuk lebih khusuk jika anada perlukan, pergunakan wangi-wangian dan atau mantra, musik yang cocok dengan selera anda, harus ada keyakinan dalam diri anda, bahwa alam semesta ini terdiri dari energi dan cahaya yang tiada habis-habisnya. Keyakinan itu anda pergunakan ketika menarik dan mengeluarkan nafas secara teratur. Ketika menarik nafas sesungguhnya menarik energi dan cahaya alam semesta yang akan mengharmoni dalam diri anda, tarik nafas tersebut harus dengan konsentrasi yang kuat. Ketika mengelurkan nafas dengan teratur juga, tubuh anda sesungguhnya didiamkan untuk beberapa saat. Jika dilakukan dengan sabar dan tekun serta teratur, manfaatnya tidak hanya untuk kesehatan tubuh saja tetapi juga ikut menumbuhkan rasa tenang. Bermeditasi dengan usaha melihat cahaya alam semesta, yang dilakukan terus menerus secara teratur, akan dapat menumbuhkan ketenangan jiwa, karena perasaan-perasaan negatif seperti rasa kuatir atau takut, keinginan yang keras duniawi, benci dan sejenisnya akan sangat berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali, yang hasil akhirnya tumbuh ketenangan. Meditasi ini harus juga dilakukan dengan pernafasan yang teratur. Kesulitan yang paling berat dalam bermeditasi adalah “ mengendalikan pikiran dengan pikiran “ artinya anda berusaha “ mengelola “ pikiran-pikiran anda, sampai mencapai keadaan “ Pikiran tidak ada “ dan anda tidak berpikir lagi, salah satu cara adalah “ mengososngkan pikiran “ dengan cara menfokuskan pikiran anda kepada suatu cita-cita, umpamanya cita-cita ingin menolong manusia manusia lain, cita-cita ingin manunggal dengan Tuhan. Cita-cita ingin berbakti kepada bangsa dan negara, cita-cita berdasarkan kasih sayang dan sejenis itu menjadi sumber fokus ketika hendak memasuki meditasi. Secara fisik ada yang berusaha “ mengosongkan pikiran “ dengan memfokuskan kepada “ bunyi nafas diri sendiri “ ketika awal meditasi, atau ada juga yang menfokuskan kepada nyala lilin atau ujung hidung sendiri. Jika proses meditasi yang saya lukiskan tersebit diatas dapat anda lakukan dengan tepat, maka anda dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam pengertian spiritual, yang akibatnya pasti baik untuk diri anda sendiri, mungkin juga bermanfaat untuk manusia lain Sesuatu itu jangan dijadikan tujuan meditasi, karena hasil sesuatu itu adalah hasil proses meditasi, bukan tujuan meditasi. Jika dalm proses tersebut pikiran anda belum dapat anda “ kuasai atau hilangkan “ janganlah putus asa atau berhenti, tetapi juga memaksakan diri secara keterlaluan. Pengembangan selanjutnya dari proses meditasi tersebut, anda sendiri yang akan menemukan dan meneruskannya, karena berciri sangat pribadi. Untuk dapt berhasil anda sangat perlu memiliki motivasi yang cukup pekat dan dalam, sehingga dengan tiada terasa anda akan bisa khusuk dalam keheningan bermeditasi. Jika menemui sesuatu, apakah itu cahaya atau suara atau gambaran-gambaran, jangan berhenti, teruskan meditasi anda. Pengalaman sesudah keadaan demikian, hanya andalah yang dapat mengetahui dan merasakannya, karena tiada kata kalimat dalam semua bahas bumi yang dapat menerangkan secara gamblang. Dalam keadaan demikian anda tidak lagi merasa lapar, mengantuk bahkan tidak mengatahui apa-apa lagi, kecuali anda tersadar kembali. Biasanya intuisi anda akan lebih tajam sesudah mengalami proses meditasi yang demikian itu, dan mungkin pula memperoleh “ pengetahuan “ tentang alam semesta atau lainnya. Di dalam serat Wulang Reh, karya "kasusastran" Jawa (dalam bentuk syair) yang ditulis oleh Kanjeng Sunan Paku Buono IV, terdapat juga ajaran untuk hidup secara asketik, dengan mana usaha menuju kasampurnaning uripPada gulangen ing kalbu ing sasmita amrih lantip aja pijer mangan nendra kaprawiran den kaesti pesunen sarira nira sudanen dhahar lan guling (Intinya, orang harus melatih kepekaan hati agar tajam menangkap gejala dan tanda-tanda. termasuk ajaran tak boleh mengumbar nafsu makan serta tidur). SAMADI Samadi berasal dari kata : Sam artinya besar dan Adi artinya bagus atau indah. Seseorang yang melakukan samadi adalah seseorang yang mengambil posisi-patrap untuk meraih budi yang besar, indah dan suci. Budi suci adalah budi yang diam tanpa nafsu, tanpa keinginan dan pamrih apapun. Inilah kondisi suwung ( kosong ) tetapi sebenarnya ada aktifitasdari getaran hidup murni murni sebagai sifat-sifat hidup dari Tuhan. Budi suci terlihat seperti cahaya atau sinar yang disebut Nur, Nur itu adalah hati dari budi. Kesatuan dari budi dan nur secara mistis disebut curigo manjing warongko atau bersatunya kawula dan Gusti atau juga biasa digambarkan Bima manunggal dengan Dewa Ruci. Istilah lainnya ialah Pangrucatan atau Kamukswan, pangrucatan itu arinya dilepas, apa yang dilepas ? pengaruh dari nafsu . mukswa artinya dihapus, apa yang dihapus ? pengaruh dari nafsu, oleh karena itu samadi adalah satu proses dari penyucian budi, budi menjadi nur. Di dalam nur ini, kawula bisa berkomunikasi dengan Gusti untuk menerima tuntunan sesuai dengan kedudukannya sebagai kawula. Praktek Samadi Waktu bersamadi orang bisa mengambil posisi duduk atau tidur telentang diatas tempat tidur. Pilihlah tempat yang bersih, tenang dan aman, bernafaslah dengan santai, pada posisi tidur kaki diluruskan, kedua tangan diletakkan didada. Dengarkanlah dengan penuh perhatian suara nafas dengan tenang, menghirup dan mengeluarkan udara melalui hidung. Ini akan membuat pikiran menjadi tidak aktif. Nikmatilah suara nafas dengan jalan menutup mata, ini sama seperti kalau memusatkan pandangan kepada pucuk hidung. Dengan melakukan ini, pikiran dinetralisir demikian juga angan-angan dan pengaruh panca indera. Sesudah itu nafsu dinetralisir didalam indera ke enam. Bila berhasil orang akan berada dalam suwung dan nur mendapatkan tuntunan mistis yang simbolis.Manusia. Manusia dicaptakan oleh Tuhan, manusia adalah makluk yangmempunyai : 1. Badan jasmani – badan kasar. 2. Badan jiwa – badan alus. 3. Badan cahaya – nur atau suksma Dengan susunan seperti tersebut diatas, diharapkan akan mampu mengetahui “ Sangkan Paraning Dumadi “ ( makna perjalanan kehidupan ) Memahami Jagad Raya. Sebelum adanya jagad raya, tidak ada apa-apa kecuali kekosongan dan suwung. Didalam suwung terdapat sifat-sifat hidup dari Tuhan, jagad raya adalah suatu Causa prima. Sifat-sifat hidup Tuhan terasa seperti getaran dan getaran ini terus menerus. Ada tiga elemen yang terdiri dari : 1. Elemen merah dengan sinar merah, ini panas 2. Elemen biru dengan sinar biru, ini dingin 3. Elemen kuning dengan sinar kuning, ini menakjubkan. Elemen-elemen ini selalu bergetar. Sebagai hasil dari perpaduan ketiga elemen tersebut, elemen ke empat lahir dengan warna putih atau putih keperak-perakan dan inilah yang disebut nur. Nur itu adalah sari dari jagad raya, ada yang menjadi calon planet, ada yang menjadi badan budi atau jiwa yaitu badan jiwa dari manusia, ketika nur menjadi sari dari badan jasmani manusia. Itu artinya didalam jagad raya dan galaksi akan selalu dilahirkan planet-planet dan bintang-bintang baru. Kondisi dari plenet-planet yang baru dilahirkan bisa berbeda antara yang satu dengan yang lain, karena tergantung kepada pengaruh dari tiga elemen tersebut, ada planet yang bisa dihuni dan yang tidak bisa dihuni. Miyos saking renteging hawaambedah anggit prayitnaing pikirsesumeh bayu ayuning asihnjembari pajar latuning titahilang lunganing ngawangnemoni asrep reseping weningOno sanepa kagem pepiling Wong kang ambudi daya kalawan anglakoni tapa utawa semedi kudu kanthi kapracayan kang nyukupi apa dene serenging lan kamempengan anggone nindhakake. Atine kudu santosa temenan supaya wong kang nindhakake sedyane mau ora nganti kadadeyan entek pengarep-arepe yen kagawa saka kuciwa dening kahanane badane, wong mau kudu nindakake pambudi dayane luwih saka wewangening wektu saka katamtuwaning laku kang dikantekake marang sawiji-wijining mantram lan ajaran ilmu gaib awit gede gedening kagelan iku ora kaya wong kang gagal enggone nindakake lakune rasa kuciwa kang mangkono iku nuwuhake prihatin lan getun, nganti andadekake ciliking ati lan enteking pangarep-arep. Sawise wong mau entek pangarep arepe lumrahe banjur trima bali bae marang panguripan adat sakene mung dadi wong lumrah maneh.Kawruhana wong kang lagi miwiti ngyakinake ilmu gaib sok sok dheweke iku mesthi nemoni kagagalan kagagalan kang nuwuhake rasa kuciwa. Sawijining wewarah kang luwih becik tumrap wong kang lagi nglakoni kasutapan iya iku ati kang teguh santosa aja kesusu-susu lan aja bosenan ngemungake wong kang anduweni katetepan ati lan santosaning sedya sumedya ambanjurake ancase iya iku wong kang bakal kasembadan sedyane. Wong ngyakinake prabawa gaib iku anduweni kekarepan supaya dadi wong lanang temenan kang diendahake dening wong akeh, iya anaa ing ngendi wae enggone nyugulake dirine, Amarehe diwedeni ing wong akeh panguwuhe gawe kekesing wong yen anyentak dadi panggugupake lan gawe gemeter dirine, ditrisnani ing wong akeh pitembungane digatekake lan pakartine diluhurake ing wong akeh, iya pancen nyata wong liyane mesthi tunduk marang sawijining wong kang ahli ilmu.Wong ahli kasutapan tansah yakin enggone ngumpulake kekuwatan gaib ing dalem dhirine. Ana paedahe kang migunani banget manawa wong nindakake pambudi daya kalawan misah dheweke ana ing papan kang sepi karana tinimune kekuwatan gaib iku sok-sok tinemu dhewekan ana ing sepen. Wong ahli kasutapan kudu budidaya bisane nglawan marang nepsune kekarepan umum (kekarepan wong akeh kang campur bawur ngumandang ana ing swasana), kalawan tumindak mangkono wong ahli kasutapan mau dadi nduweni pikiran-pikiran kang mardhika, iya pikiran-pikiran kang mangkono iku kang bisa nekakake kasekten gaib.Sangsaya akeh kehing kang kena tinides, uga sangsaya gedhe tumandhoning kekuwatan gaib kang kinumpulake. Kekuwatan gaib iku tansah makarti tanpa kendhat enggone mujudake sedya lan nganakake kekarepan. Wong ahli kasutapan kudu anduweni ati kang tetep lan kekarepan kan dereng, kalawan ora maelu marang anane pakewuh pakewuhe lan kagagalan-kagagalaning. Kasekten iku kaperang ana rong warna, iya iku kasekten putih (Witte magie/white magic) utawa kasekten ireng (Zwarte magie/Black Magic). Awit saka anane perangan mau banjur dadi kanyatan yen perangan kang sawiji iku becik, dene perangan liyane ala.Kasekten putih iku satemene ilmu Allah Kang Maha Luhur wis mesthi bae kapigunakake mligi kanggo kaslametane wong akeh. Dene kasekten ireng iku ilmu kaprajuritan kang kapigunakake luwih-luwih kanggo nelukake kalayan paripaksa, sarta bakal anjalari kacilakaning wong liya. Ananing sakaro karone saka sumber ilmu Allah sarta sakaro karane iku padha dipigunakake kalawan atas asma Allah. Tinemune ilmu-ilmu kasekten iki saranane kalawan kekuwataning pikiran pikiran iku manawa kagolongake meleng sawiji bisa nuwuhake kekuwatan kaya panggendeng kang rosa banget tumrap marang apa bae kang dipikir lan disedya.Wong kang nglakonitapa kalawan nindakake laku-laku kang tinemtokake wis mesthi bae gumolonging pikirane bebarengan padha kumpul dadi siji sarta katujokake marang apa kang disedya kalawan mangkono iku kekuwatan daya anarik migunakake sarosaning kekuwatane banjur anarik apa kang dikarepake. Swasana kang katone kaya dene kothong bae iku satemene ana drate rupa-rupa kayata : geni murub emas kayu lemah waja, electrieiteit zunrstof koolzunr sarpaning Zunr lan isih akeh liya-liyane maneh.Samengko umpamane ban ana sawijining wong kang lagi tapa kalawan duwe sedya supaya andarbeni daya prabawa kang luwih gedhe sarta anindakake sakehing kekuwatan pikiran kalawan ditujokake marang sedyane mau nganti nuwuhake daya prabawa. Kekuwataning daya anarik saka pikiran iku banjur anarik dzat ing swasana kang pinuju salaras karo daya prabawa mau kalawan saka sathithik sarta sareh dzat daya prabawa kang ing swasana iku katarik mlebu ing dalem badane wong kang lagi tapa mau. Kalawan mangkono dzat "prabawa" iku dadi kumpul ing dalem badane wong narik dzat iku nganti tumeka wusanane badane wong ahli tapa, iku bisa metokake daya prabawa kang gedhe daya karosane.Wong kang andarbeni ilmu kang mangoko iku dadi sawijining wong kang sakti mandraguna. Tumrap wong-wong kang nglakoni tapa ditetepake pralambang telu : Diyan, Jubah lan Teken. Diyan minangka pralambanging pepadhang, tumrap kahanan kang umpetan utawa gaib. Jubah minangka dadi pralambange katentremaning ati kang sampurna, dene teken minangka dadi pralambanging kekuwatan gaib.Ing dalem sasuwene wong nglakoni tapa iku prelu banget kudu migateake marang sirikane, kayata : wedi, nepsu, sengit, semang-semang lan drengki. Rasa wedi iku sawijining pangrasa kang luwih saka angel penyegahe. Menawa isih kadunungan rasa wedi ing dalem atine wong ora bakal bisa kasambadan apa kang disedyaak. Kalawan "rasa wedi" iku atining wong dadi ora bisa anduweni budi daya apa-apa.Sajrone nglakoni tapa utawa salagine ngumpulake kekuwatan gaib, atining wong iku mesthi kudu tetep tentrem lan ayem sanadyan ana kadadeyan apa wae. Manawa atine wong iku nganti gugur, kasutapan iya uga dadi gugur lan kudu lekas wiwit maneh. Gegeman kalawan wadi sakehing ilmu gaib lkang lagi pinarsudi, luwih becik murih nyataning kasekten tinimbang karo susumbar kalawan kuwentos kayakenthos."Nepsu" iku andadekake tanpa dayane kekuwataning batin. "Semang-semang" iku andadekake ati kang peteng ora padhang terang. "Sengit utawa drengki" iku uga dadi mungsuhing kekuwatan gaib. Wong kang lagi nindakake katamtuwan ing dalem kasutapan kudu kalawan ati kang sabar anteng lan tetep. Patrapebadan kang kaku lan kagugupan kudu didohake .Aja sok singsot Aja duwe lageyan sok nethek nethek kalawan driji tangan marang meja kursi utawa papan liyane. Aja ngentrok-entrokake sikil munggah mudhun. Aja sok anggigit kukuning dariji tangan. Aja mencap-mencepake lambe. Aja molahake lidhah lan andhilati lambe. Aja narithilake kedheping mata. Ngedohake sakehing saradan utawa bendana kang ora becik, kayata glegak-glegek molah-molahake sirah, kukur-kukur sirah, ngangkat pundhak lan liya-liyane sabangsane saradan kabeh. Satemene perlu banget nyirnakake kekarepan "drengki" luk wit ngrasaning karep drengki iku banget nindhih marang diri pribadi. Ana maneh "drengki" iku kaya anggawa sawijining pikulan abot kang tansah nindhes marang dhiri lan sarupa ana barang atos medhokol kang angganjel pulung ati. "Drengki lan meri" iku mung anggawa karugiyan bae tumrap kita, ora ana gunane sathithik -thithika. Salawase wong isih anduweni pangrasan karep "drengki lan meri" iku ora bakal bisa tumeka kamajuwane tumrap dunya prabawaning gaib.Ora mung tumindak bae tumrap sawijining wong bae bisa maluyakake wong liya kalawan kekuwatan gaib nanging uga tumindak tumrap sawijining wong maluyakake dhiri pribadi kalawan kekuwatan iku. Bisane maluyakake larane wong liya, mesthine kudu ngirima kekuwatan waluya marang sajroning badane wong kang lara. Manawa wong gelem naliti yen wong iku bisa ngumpulake kekuwatan gaib ing dalem badane dhewe lan ngetokake sabageyan kekuwatan gaib kawenehake marang wong liyane mestheni uwong bisa ngreti yen arep migunakake kekuwatan iku nganggo paedahe dhiri dhewe uga luwih gampang.Supaya bisa nindhakake pamaluya marang dhirine dhewe kalawan sampurna wong ngesthi kudu mahamake cara-carane maluyakake panyakit. Iya iku cara-cara kang katindakake kanggo maluyakake wong liya lan wusanane ambudidaya supaya bisa migunakake obah-obahan iku marang awake dhewe.Kawitane wong kudu nindakake patrape mangreh napas, kanggo negahake asabat. Dene carane ngatur napas iku kaprathelakake kalayan ringkes kaya ing ngisor iki :Madika panggonan kang sepi. Lungguha ing sawijining palinggihan kang endhek lan kepenak, sikil karo pisan tumapak ing lemah. Badan kajejegake lan janggute diajokake. Benik-beniking klambi kang kemancing padha kauculan, sabuk uga diuculi supaya sandangan dadi longgar lan kepenak kanggo tumindhak ing napas. Pikiran katarik mlebu, supaya luwar saka sakehing geteran pikiran kaya saka ing jaba. Sakehing urat-urat kakendokake. Banjur narika napas kalawan alon lan nganti jero banget tahanen napas iku sawatara sekon/detik (kira-kira 6 detik) lan wusanane wetokna napas iku kalawan sareh. Anujokna gumolonging pikiran kalawan ngetut marang napas kang mlebu metu iku kalawan giliran. Cara nindakake napas kaya ing ngisor iki :Narik napas kalawan alon lan nganti jero ing sabisane, nganti dhadha mekar lan weteng dadi nglempet. Nahan napas iku kira-kira nem saat utawa luwih suwe ing dalem paru-paru dhadhane cikben lestari mekare, lan wetenge cikben lestaringlempetake kalawan mangkono iku gurung dalaning napas tansah tetep menga. Ambuangna napas kalawan alon nganti entek babar pisan nganti dhadha dadi kempes, lan weteng dadi mekar. Banjurna marambah-rambah matrapake mangkono iku suwene kira-kira saka lima tumeka limolas menit utawa luwih suwe nganti bisa nemoni pangrasa anteng lan tentrem ing sajroning badan. Carane matrapake kasebut ing dhuwur iku sawijining cara kanggo napakake napas, iki kena lan kudu ditindakake saben dina telung rambahan, dening sapa bae kang nglakoni tapa supaya oleh ilmu gaib. Daya kang luwih bagus iya iku miwiti makarti miturut pituduhan. Aja weya nindakake patrap kanggo napakake napas iku.Cara matrapake tumindaking napas iku kena uga ditindakake kalayan leyeh-leyeh mlumah : ngendokake sakabehing urat-urat nyelehake tangan karo pisan sadhuwuring weteng lan nindakake lakuning napas miturut aturan. Daya ngisekake Prana Ngadeg kalawan jejeg sikil karo pisan kapepetake dadi siji lan driji -drijining tangan karo pisan dirangkep dadi siji kalawan longgar.Banjur matrapa lakuning napas sawatara rambahan miturut aturan. Gawe segering utek lungguha kalawan jejeg lan nyelehna tangan karo pisan ing sandhuwuring pupu kiwa tengen: mripat mandheng marang arah ing ngarep kalawan tetep: sikil karo pisan tumadak ing lemah. Kalawan jempol tangan tengen anutup lenging grana sisih tengen lan anarika napas liwat lenging grana sisih kiwa, wusana nglepasake jempol iku banjur ambuwang napas lan nutupa lenging grana kiwa kalawan driji narika napas liwat lenging grana tengen, lepasna driji panutup iku lan ambuwanga napas. Mangkono sabanjure kalawan genti-genten kiwa lan tengen.

Senin, 25 Mei 2009



TEMEN-TEMEN ALUMNI DEWAN AMBALAN HASSANUDDIN DAN SITI KHODIJAH PANGKALAN MA NU NURUL ULUM JEKULO KUDUS

DEWAN RACANA KU

KEBENARAN DALAM ILMU ISLAM

I. PENDAHULUAN

Sebagai seorang insan yang dibekali akal dan fikiran manusia dituntut untuk selalu berfikir dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, dalm proses ini tentu dibutuhkan adanya ilmu pengetahuan guna mengembangkan potensi yang ia miliki.

Dalm sejarah ilmu pengetahuan tercatat bahwa ada dua dimensi dari manusia yang diyakini sebagai sumber kebenaran dan telah lama berkembang didunia barat yakni sumberkebenaran melelui indrawi dan akal rasional.

Segala sesuatu yang tidak berasak dari kedua hal tersebut seakan-akan tidak dianggap sebagai suatu kebenaran karena tidak logis dan tidak masuk akal.

Sedangkan dimensi lain dari manusia selain indrawi dan rasio, juga terdapat Al Qolb, Al Ruh, dan fitroh., namun sayangnya tiga dimensi ini tidak mendapat perhatian yang serius dari dunia ilmu pengetahuan dan bahkan belum diakui sebagai sumber kebenaran dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Dalam menentukan suatu kebenaran pada dasarnya kita mengukurnya berdasarkan dua kemungkinan yaitu kebenaran apriori ( hipotesis ) dan kebenaran aposteori ( empiris ). Kebenaran Apriori yaitu kebenaran berdasarkan akal semata, secara logika tanpa memerlukan bukti empirisa Sedangkan kebenaran Apostiori adalah kebenaran setelah pengamatan, adanya kebenaran yang ditemukan dilapangan melalui suatu abstraksi berupa ukuran-ukuran dari wujud yang ingin diketahui. Kebenarannya seperti ini adalah kebenaran ilmu pengetahuan yang saat ini banyak berlandaskan teori mengenai ilmu pengetahuan dari Kant, Comte dan sebagainya[1].

Dalam pendangan hermeneutika tentang agama dan keberagamaan dikatakan bawasanya agama adalah mutlak sedangkan pemikiran manusia adalah relatif, karena itu propduk berfikir dari manusia juga relatif kebenarannya.padahal paradigma semacam ini tentu saja akan merelatifkan semua pemikiran manusia tentang sebuah kebenaran, berarti ketika kita kaitkan dengan islam maka bisa jadi pemikiran ulama” zaman dahulu ( ijtyihad ) bisa diragukan kebenarannya dengan paradigma ini karena semua ijtihad ulama’ adalah hasil pemikiran yang bersifat relatif.

Berawal dari pemahaman yang demikian maka tidak akan ada kebenaran yang dapat diterima oleh semua pihak

II. PERMASALAHAN

1. Apa hakekat dari subuah kebenaran

2. Teori kebenaran

3. Macam-macam kebenaran

4. Kebenaran menurut islam

5. Pembuktian kebenaran dalam Islam

III. PEMBAHASAN

Ø Hakekat kebenaran

Kata " kebenaran dapat digunakan sebagai suatau kta yang konkret maupun abstrk. Jika subjek hendak mengatakan kebenaran artinya adalah prposisi yang benar. Namun apabila menyatakan kebenran bahwa proposisi yang diuji itu pasti memiliki kualitas, sifat atau karakteristik, hubungan an nilai. Hal yang demikian itu karena kebenaran tidak dapat begitu saja terlepas dari kualitas, sifat dan hubungan nilai itu sendiri[2].

Plato pernah berkata " Kebenaran itu adalah kenyataan " tetapi bukanlah kenyataan itu tidak selalu yang seharusnya terjadi. Kenyataan yang terjadi bias saja berbantuk ketidakbenaran. Jadi ada dua pernyataan yaitu kebenaran yang berarti nyata-nyata terjadi di suatu pihak dan kebenaran yang berarti lawan dari keburukan.

Dalam menentukan suatu kebenaran pada dasarnya kita mengulurkannya berdasarkan dua kemungkinan yaitu kebenaran apriori ( Hipotesis ) dan kebenaran Aposteori ( enpiris ). Apriori Artinya kebenaran yang berdasarkan akal semata, secara logika tanpa memerlukan bukti empiris. Sedangkan kebenaran Aposteori yaitu kebenaran yang terjadi setelah pengalaman, artinya kebenaran yang dilakukan melalui seatu abstraksi berupa ukuran-ukuran dari wujud yang ingin diketahui. Kebenaran seperti ini adalah kebenaran ilmu pengetahuan yang saat ini banyak berlandaskan teori mengenai ilmu pengetahuan dari kant, comte dan lain sebagainya[3].

Ø Teori kebenaran

Dalam menentukan sebuah kebenaran maka pere filosof membagi kebenaran itu sendiri menjadi tiga macan yaitu Korespondensi, koherensi dan pragmatis.

a. Teori Kebenaran Korespondensi

Teri kebenaran korespondensi merupakan teori kebenaran yang paling awal dan paling tua yang berangkat dari teori pengetahuan Aristoteles yang menyatakan segala sesuatu yang kita ketahui dapat dikembalikan pada kenyataan yang dikenal oleh subjek[4].

Teori ini dapat dikatakan bahwasanya sebuah kebenaran akan dianggap benbar apabila relevan dengan sesuatu yang lain. Pendapat yang lain mengatakan bawasanya kebenaran adalah kesesuaian antara pernyataan tentang fakta dengan fakta itu sendiri, atau kesesuaian antara pemberitaan yang kita lakukan dengan kenyataan yang terjadi. Teori ini paling diterima oleh kalangan kelompok realistis[5].

Maka secara mudahnya kebenaran menurut teori korespondensi adalah kesesuaian antara sebuah pernyataan dengan kenyataan yang sebenarnya. Contoh jika seorang mengatakan “ STAIN Kudus terletak di desa Ngembalrejo “. Maka pernyataan ini adalah benar karena pernyataan tersebut sesuai denagn kenyataan yang faktual dan memang STAIN Kudus benanar-benar terletak di Desa Ngembalrejo. Dan ketika ada orang lain mengatakan “ STAIN Kudus Terletak Di Desa Jekulo “ maka hal ini patut dipersalahkan sebab objek tidak sesuai dengan pernyataan diatas dan secara faktual STAIN Kudus tidak terletak di Desa Jekulo tapi di Desa Ngembalrejo.

Dalam teori ini adanya keyakinan seseorang ayau tidak, tidak dapat berpengaruh. Kebenaran dan kesalahan dalam teori ini adalah tergantung pada kesesuaian pernyataan dengan fakta sebenarnya di lapangan.

b. Teori Kebenaran Koherensi

Berbeda dengan teori sebelumnya bawasanya dalam teori ini pernyataan akan dianggap benar apabila pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang sudah dianggap benar[6]. Dengan kata lain sebuah pernyataan akan dianggap benar apabila sesuai dengan pernyataan yang memiliki hirarkhi yang lebih tinggi. Maka secara mudahnya kebenaran dalam teori ini adalah jika sebuah pernyataan sesuai dengan pernyataan yang lain yang sudah terbukti kebenarannya secara logis[7].

Teori ini sering disebut sebagai teori konsistensi karena menyatakan bahwa kebenaran itu tergantung pada adanya hubungan diantara ide-ide secara cepat, yaitub ide-ide yang sebelumnya diterima sebagai kebenaran[8].

Misalkan Seseorang berkata “ setiap yang hidup pasti membutuhkan air “ merupakan sesuatu yang benar secara logis, maka pernyataan “ tumbuhan merupakan mahluk hidup maka tumbyha pasti memerlukan air “ adalah benar pula, sebab pernyataan yang kedua sesuai dengan pernyataan yang pertama yang sudah terbukti secara logis.

Pernyataan seperti ini sama dengan sebuah pernyataan aritmatik menyatakan 2 x 2 = 4, maka jika seseorang mengatakan 2 x 2 = 5 adalah sebuah kesalahan dan akan terlihat secara jelas tanpa harus meneliti secara lanjut karena adanya ketidak sesuaian dengan pernyataan yang lain yang menyatakan bawasanya 2 x 2 = 4

c. Teori Kebenaran Pragmatis

Pada Umumnya teori ini memandang kebenaran menurut segi kegunaannya. Kegunaan yang dimaksud disini adalah sejauh mana konsep kebenaran itu direalisasikan sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Dalam referensi yang lain dikatakan bahwa kebenaran menurut teori ini adalah persesuaian antara ide dengan fakta, dan arti ide disini adalah kegunaan praktis[9]. Maka secara mudah dapat disimpuklan bawasanya kebenaran menurut teori ini adalah kesesuaian pernyataan yang paling memungkinkan seseorang melakukan sesuatu yang paling berhasil dan tepat guna.

Misalkan pernyataan berikut “ Berpergian dengan menggunakan motor lebih cepat daripada dengan menggunakan sepeda “ . Pernyataan seseorang yang berpergian menggunakan motor memeng lebih cepat dari pada oarang yang hanya menggunakan sepeda dan hal ini sesuai dengan kenyataan yang bersifat logis.

John Dewey memberikan ilustrasi tentang kebenaran ini sebagai berikut: Dimisalakan seseorang tersesat ditengah hutan, kepada diri kita sendiri kita yakin bawasanya “ jalan keluarnya adalah ke arah kiri “ pernyataan ini akan berarti jika kita benar-benar melangkah ke arah kiri. Selanjutnya pernyataan ini benar apabila arah kiri itu pada ahirnya mengakibatkan konsekuensi positif yauitu dapat benar-benar membaea kita keluar dari hutan. Jadi kebenaran menurut teori ini bergantung pada kondisi-kondisi yang berupa manfa’at, kemum\ngkinan dapat dikerjakan dan konsekuensi yang memuaskan[10].

Kriteria kebenaran dalam teori ini cenderung menekankan pada beberapa pendekatab antara lain :

· Yang benar adalah yang dapat memuaskan keinginan kita

· Yang benar adalah ayng dapat dibuktikan dengan eksperimen

· Yang benar adalah yang membantu dalam perjuangan hidup biologis.

Oleh karena teori kebenaran yang lain cenderung lebih bersifat saling menyempurnakan dari pada saling bertentangan maka teori tersebut dapat saling bertenntangan, maka teori tersebut dapat digabungkan dalam suatu definisi tentang kebenaran.

Kebenaran adalah persesuaian dari opertimbangan dan ide kepada fakta pengalaman atau kepada alam seperti apa adanya.akan tetapim karena kita dalam situasi yang sebenarnya, maka dapat diujilah pertimbangan tersebut dengan konsistennya dengan pertimbangan yang lain yang kita anggap sah dan benar, atau kita uji dengan faedahnya akibat-akibatnya yang peraktis[11].

Akan tetapi dalam referensi yang lain kami menemukan adanya dua teori kebenaran yang lain selain dari tiga teori diatas yaitu teori kebenaran Performatif dan teori kebenaran Redudantif[12].

a. Teori kebenaran Performatif

Yaitu teori kebenaran yang mana Kebenaran adalah pernyataan yang mampu menciptakan realitas, bukan mengungkapkan realitas. Misalkan seseorang berkata “ Setelah lulus SMA saya akan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi “, maka apabila orang tersebut setelah lulus memang benar-benar melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi maka pernyataan oarang tersebut dianggap suatu kebenaran.

b. Teori Kebenaran Redudantif

Adalah teori yang mengungkapkan bawasanya kebenaran yaitu kebenaran adalah pernyataan yang sudah logis dan terulang-ulang . Misalkan pernyataan “ adalah benar jika gula dimasukkan kedalam air maka gula tesebut akan larut “, sebenarnya tanpa adanya pernyataan yang tersebut memang sudah terbukti ba\wasanya jika gula dimasukkan kedalam air maka akan lerut dengan sendirinya dan hal iru sudah terbukti secara logis.

Ø Macam-macam kebenaran

Sebelum kita melangkah jauh untuk meneliti tentang macam-macam kebenaran maka sebelumnya tidaklah cukup dengan hanya mengerti apa arti akan tetapi kita harus menginjak lebih jauh dan harus mengetahui tentang apa yang menjadi objek kajian didalamnya, dan akan dimungkinkan adanya perbedaan antara satu dengan yang lainnya.

Perbedaan tersebut dikarenakan pengetahuan yang dihasilakan masing-masing individu berbeda disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan manusia itu sendiri.

Adapun dalam kebenaran terbagi menjadi dua buah yaitu Kebenaran Ilmiah dan Non Ilmiah.

a. Kebenaran Ilmiah

Kebenaran ilmu pengetahuan merupakan sebuah pengetahuan yang jelas dari suatu objek materi yang dicapai menurut objek formal dengan metode yang sesuai dan relevan.

Kebenaran dalam berfilsafat ada tiga macam, yang mana untuk membedakan tentang objek apakah yang akan kita uji, Yakni dalam suatu kebenaran yang kita peroleh diperlukan sebuah penelitian maupun penalaran logika ilmiah.

· Kebenaran pragmatis

· Kebenaran Koresponden

· Kebenaran Koheren

b. Kebenaran Non ilmiah

Kebenaran non ilmiah artinya kebenaran yang diperoleh berdasarkan penalaran logika ilmiah. Adapun kebenaran non ilmiah dibagi menjadi empat yaitu :

a. Teori kebenaran Proposis

Suatu kebenaran dapat diperoleh apabila proposisi-proposisinya tidak lain adalah suatu pernyataan yang kompleks, misalkan kita tahu bahwa 1/2 gelas yang berisi air kalau dilukis akan memiliki gambar yang sama dengan 1/2 gelas yang kosong.

b. Teori kebenaran Performatif

Suatu dianggap benar apabila memang dapat diaktualkan dalam sebuah tindakan.

Aristoteles menyatakan bahwa kebenaran itu subjektif, kebenaran seseorang tidaklah benar seluruhnya terhadap orang lain. Artinya kebenaran terkadang berubah sesuai dengan pola piker manusia atau paradigmanya.

c. Teori kebenaran Sintaksis

Adalah teoru kebenaran tata bahasa, sebab teori ini dipengaruhi oleh kejiwaa dan ekspresi maka yang menerimanya adalah mereka yang memiliki keterkaitan kejiwaan bahkan terobsesi apalagi jika tata bahasanya mengandung nuansa rasa.

d. Teori kebenaran Logika

Adalah kebenaran yang sebenarnya telah menjadi fakta, dan merupakan suatu pemborosan dalam pembuktiannya.

Misalkan lingkara harus berbentuj bulat. Para ahli menganggap dengan dalil aksioma yang tidak perlu dibuktikan, namun sebenarnya pembuktian itu berawal dari keraguan dan untuk meyakinkannya perlu mencari titik temu antara agama dan ilmu. Misalkan apakah Muhammad sebagai nabi.

Ø Sifat-sifat kebenaran[13]

a. Deskriptif

Sifat ini terdapat dalam pernyataan proposisi atau keyakinan yang mana (a) bersifat mesti, yakni secara analisis ia benar. Misalkan jika pmenyiratkan q, dan p adalah kasus, maka q juga kasus. Atau (b) bersifat kemungkinan, yakni secara empiris ia benar. Misalkan “ bumi itu bulat “ kebenaran berfungsi sebagai kata sifat, seperti mkeyakinan yang benar.

b. Instrumental

Sifat ini terdapat dalam suatu keyakinan yang menjadi pembimbing bagi pemikiran dan tindakan untuk meraih kesuksesan. Misal : Bertindak dengan keyuakinan bahwa sifat api itu membakar dan dapat mencegah seseorang dari kebakaran. Kebakaran di sini berfungsi sebagai kata keterangan , yakni seseorang mempunyai keyakinan dengan benar bahwasanya dia dapat mencegah kebakaran.

c. Substansif

Sifat ini didasarkan pada kenyataan misalkan “ Tuhan adalah kebenaran” jadi kebenaran di sini berfungsi sebagai kata benda.

d. Eksistensial

Sifat ini didasarkan pada salah satu jalan hidup atau komitmen puncak seseorang misalkan “Hidup lebih baik dari pada sekedar mengetahui kebenaran” kebenaran berfungsi sebagai kata kerja.

Ø Kebenaran menurut Isalam

Menurut konsep islam bahwa keadilan tidak sama dengan sikap netral, sebab keadilan itu adalah berpihak pada kebenaran. Sedang masalahnya adalah bagaimana seseorang itu dapat berpihak pada kebenaran jika kebenaran itu masih diragukan.

Dalam islam kebenaran substabsial dan esensial ayat-ayat al Quran bersifat deterministik, namun kebenaran tafsiran dan pemakaian bersifat indetermantik yaitu dapat dikembangkan secara luas dan terus-menerus. Bagi manusia disediakan kawasan indhetermunistik yaitu kawasan untuk menjangkau kebenaran empiric sensual, kebenaran empiric logis, kebanaran empiric etik, kebenaran empiric mu'amalah terhadap manusia.

Ø Pembuktian kebenaran dalam Islam

Dalai isslam kebenaran hanya satu, bila dukaitkan dengan kebenaran disisi Allah. Akan tetapi bila dukaitkan dengan interprestasi yang dilkukan manusia dalam mencari kebenaran tersebut, maka ahirnya akan melahirkan perbedaan dan pertentangn.

Misalkan 2 = 2 = 4, 2 +2 = 6

Teori ini mudah diterima, tetapi bila persoalannya manyangkut interprestasi atas ajaran agama, maka persoalannya menjadi berbeda sama sekali.

Al Qur'an menguraikan berbagai persoalan hidup dan kehidupan, antara lain menyangkut alam raya dan fenomenanya. Uraian sekitar persoalan tersebut sering disebut aat kauniyah. Tidak kurang dari 450 ayat yang menguraikan hal tersebut. Dan selain itu juga terdapat ayat Qouliyah[14]

IV. KESIMPULAN

Kebenaran merupakan pernyataa yang sesuai dengan kenyataan, baik itu telah terkadi atupun yang akan terjadi.

Teori kebenaran dibagi mejadi :

a. Teori Kebenaran Korespondensi

b. Teori Kebenaran Koherensi

c. Teori Kebenaran Pragmatis

Adapun macam-macam kebenaran dibagi menjadi dua yaitu kebenaran ilmiah (merupakan sebuah pengetahuan yang jelas dari suatu objek materi yang dicapai menurut objek formal dengan metode yang sesuai dan relevan) dan kebenaran non ilmiah (kebenaran yang diperoleh berdasarkan penalaran logika ilmiah.)

Kebenaran dalam islam sendiri kebenaran disandarkan kepada apa saja yang bersumber dari wahyu, alam dan manusia. Dan bagi Islam sendiri mengakui kebenaran bila yang empirik faktualkoheren dengan kebenaran trandensental berupa wahyu.

V. PENUTUP

Dari uraian kami diatas semoga dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi kita. Dan kami mohon kritik serta saran dari teman-teman sekiranya dalam makalah ini terdapat kekurangan yang sekiranya dapat membangun kami agar menjadi lebih baik dilain kesempatan.

VI. REFERENSI

v Prof.Dr.H.Noeng Muhajir, Filsafat Ilmu, Rakesarasin, Yogyakarta, 2001

v Ulya M.Ag, Hand Out ( filsafat Ilmu ), STAIN Kudus, hal 20

v Suparlan Suhartono, M.Ed, P.Hd, Dasar-Dasar Filsafat, Ar Ruz Maedia, Yogyakarta, 2004 hal 107

v Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu, Liberty, Yogyakarta, 1996

v Milton D Hunnex, Peta Filsafat, Teraju, Jakarta, 2004

v Drs Surajio, Ilmu Filsafat, Bumi Aksara, Jakarta, 2005

v Prof dr Sutarjo A Wiramiharja. P.Si, Pengantar Filsafat, PT Refika Aditama, Bandung, 2006



[1] Prof.Dr.Suterdjo A Wiramihardja.P.Si, Pengantar Filsafat, PT Refika Aditama, Bandung, 2006, hal 23

[2] Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu, Liberty, Yogyakarta, 1996, hal 112

[3] Prof dr Sutarjo A Wiramiharja. P.Si, Pengantar Filsafat, PT Refika Aditama, Bandung, 2006, hal 23

[4] Drs Surajio, Ilmu Filsafat, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hal 58

[5] Drs.H.Fathul Mufid M.Si, Buku Daros ( Filsafat Ilmu Islam ), STAIN Kudus, 2008, hal 93

[6] Drs.H.Fathul Mufid M.Si, Ibid, hal 94

[7] Ulya M.Ag, Hand Out ( filsafat Ilmu ), STAIN Kudus, hal 20

[8] Suparlan Suhartono, M.Ed, P.Hd, Dasar-Dasar Filsafat, Ar Ruz Maedia, Yogyakarta, 2004 hal 107

[9] Prof.Dr.H.Noeng Muhajir, Filsafat Ilmu, Rakesarasin, Yogyakarta, 2001, hal 18

[10] Suparlan Suhartono, M.Ed, P.Hd, Op Cit, hal 110

[11] Drs.H.Fathul Mufid M.Si, Op Cit, hal 96

[12] Ulya M.Ag, Op Cit, hal 21

[13] Milton D Hunnex, Peta Filsafat, Teraju, Jakarta, 2004, hal 18

[14] Drs.H.Fathul Mufid M.Si, Ibid , hal 111